Politik Entertainment Selebriti Parlemen Pusat dalam Konstruksi Media Online (Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough)

Indah Suryawati

Abstract


Keberhasilan empat belas selebriti tanah air menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2019-2024 menyedot perhatian media. Beberapa media berita online sengaja mengemas peristiwa ini dalam bentuk berita politainment yaitu berita yang mencampurkan antara isu politik dan industri hiburan (entertaiment). Dari keempat belas selebriti di parlemen pu- sat, Mulan Jameela adalah sosok yang paling banyak diberitakan oleh media terkait status barunya sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menelu- suri, dan mendeskripsikan konstruksi wacana Detik.com dan Kompas.com dalam berita politain- ment Mulan Jameela sebagai selebriti parlemen pusat periode 2019-2024. Metode Analisis Wacana Kritis Model Norman Fairclough yang diterapkan dalam penelitian ini. Titik utamanya adalah melihat bahasa sebagai praktik kekuasaan, bagaimana bahasa itu dibentuk dan terbentuk dari relasi sosial dan konteks sosial tertentu. Fairclough menawarkan model diskursus yang memuat tiga di- mensi analisis wacana, yaitu dimensi text (mikrostruktural), discourse practice (mesostruktural), dan sociocultural practice (makrostruktural). Penelitian ini menunjukkan Detik.com dan Kompas. com cenderung fokus mengangkat sisi entertainment Mulan sebagai politikus DPR RI dalam isi beritanya. Hanya yang membedakan adalah konstruksi wacana berita yang ditampilkan oleh dua media online ini. Konstruksi wacana Detik.com lebih menonjolkan citra Mulan secara positif, se- dangkan Kompas.com mengkonstruksikan citra Mulan secara negatif melalui pemberitaan terkait tindakan Mulan memamerkan endorse kacamata Gucci.

Keywords


berita; media online; politainment; wacana kritis Norman Fairclough

References


Sumber buku

Bungin, Burhan. (2008). Konstruksi Sosial Media Massa: Kekuatan Pengaruh Media Massa, Iklan Televisi dan Kepuasan Konsumen serta Kritik Terhadap Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Jakarta: Kencana.

Dua, Mikhael. (2007). Filsafat Ilmu Pengetahuan: Telaah Analitis, Dinamis dan Dialektis, Yogyakarta. Titian Galang Printika.

Eriyanto. (2001). Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta. PT LkiS Printing Cemerlang

_______. (2012). Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta. PT LkiS Printing Cemerlang.

Fairclough, Norman. (1992). Discourse and Social Change. Cambridge : Polity Press.

Hamad, Ibnu. (2004). Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa: Sebuah Studi Critical Discourse Analysis Terhadap Berita-Berita Politik. Jakarta: Granit.

_______. (2010). Komunikasi sebagai Wacana. Jakarta : La Tofi Enterprise.

Haryatmoko. (2016). Critical Discourse Analysis (Analisis Wacana Kritis): Landasan Teori, Metodologi, dan Penerapan. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Iskandar, Dudi. (2018). Konvergensi Media: Perbauran Ideologi, Politik dan Etika Jurnalisme. Jakarta: CV Andi Offset.

_______. (2017). Post-Journalisme (Representasi Ideologi Kekuasaan Dalam Konvergensi Media : Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough Pemberitaan Kampanye Pemilihan Presiden 2014 di Kompas Grup, Media Grup, dan MNC Grup). Disertasi. Universitas Padjajaran Bandung.

_______, dan Rini Lestari. (2016). Mitos Jurnalisme. Yogyakarta. CV. Andi Offset

Kovach, Bill and Tom Rosenstiel. (2007). The Elements of Journalism. New York, Amerika Serikat : Three Rivers Press.

Napitupulu, Frengki. (2020). Sinterkelas : Natal Dalam Jerat Kapitalisme. Tangerang: Indigo Media.

Lubis, Akhyar Yusuf. (2014). Teori dan Metodologi Ilmu Pengetahuan Sosial Budaya Kontemporer. Jakarta : Rajagrafindo Persada.

Piliang, Yasraf Amir. (2003). Hantu-Hantu Politik dan Matinya Sosial. Solo: Tiga Serangkai.

Ronda, Andi Mirza. (2018). Tafsir Kontemporer Ilmu Komunikasi. Tangerang: Indigo Media.

Salim, Agus. (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta. Tiara Wacana.

Schultz, David. (2012). Politainment: The Ten Rules of Contemporary Politics. New Hampshire: Books Express.

Sobur, Alex. (2012). Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung. PT.Remaja Rosdakarya.

Jurnal

Cendramata, Rengganis Citra dan Nani Darmayanti. (2019). Analisis Wacana Kritis Fairclough Pada Pemberitaan Selebriti di Media Daring. Jurnal Literasi, 2(1), 1-8.

Darmawan, Ikhsan. (2015). Keterlibatan Selebriti Dalam Pemilu Indonesia Pasca Orde Baru. Jurnal Sosiohumaniora, 18(3), 236-242.

Fauzan, Herdanang Ahmad. Politainment Dalam Kecelakaan Setya Novanto (Analisis Framing dan Penerapan Kode Etik Jurnalistik Indonesia dalam Pemberitaan Kecelakaan Setya Novanto pada Portal Berita Tribunnews.com Periode 16-30 November 2017). (2018). Library.uns.ac.id.

Mardikantoro, Hari Bakti, Muhammad Badrus Siroj, Esti Sudi Utami. (2019). Wacana Berita Korupsi di Surat Kabar: Kajian Analisis Wacana Kritis Van Dijk Dalam Dimensi Praktik Sosial. Prosiding Seminar Nasional Pascasarjana UNNES.

Marsh, David, Paul t’Hart, and Karen Tindall, (2010). Celebrity Politics: The Poltics of The Late Modernity. Political Studies Review, 8(3), 322-340.

Subandi, HB Habibi, dan Ahmad Hasan Ubaid. (2020). Selebritis Menjadi Politisi: Studi Tentang Bagaimana Selebritis Menang atau Kalah Dalam Pemilu Legislatif, JIIP : Jurnal Ilmiah Ilmu Pemerintahan, 5(1), file:///C:/Users/admin/Downloads/7311-23417-1-PB.pdf

Zwarun, L., & Torrey, A. (2011). Somebody versus nobody: An exploration of the role of celebrity status in an election. The Social Science Journal, Vol. 48(4), page(s) : 672-680

Sumber online

Remotivi.id. Kepada Wartawan: Kenapa Tak Panggil Koruptor Maling Saja, http://www.remotivi.or.id/meja-redaksi/436/Kepada-Wartawan-Kenapa-Tak-Panggil-Koruptor-Maling- Saja? (21 November 2017)

BBC. (2018, Januari 8). Perceraian Ahok: Persoalan Privat yang Masuk ke Ranah Publik. Dipetik September 11, 2019, dari BBC News: https://www.bbc.com/indonesia/trens osial-42600693

Allifiansyah, Sandy. 2017. Ketika Politik Begitu Menghibur (Studi Politainment dalam Perspektif Ekologi Media di Industri Pertelevisian Indonesia). https://www.academia.edu/34574003/KETIKA_POLITIK_BEGITU_MENGHIBUR_Studi_Politainment_dalam_Perspektif_Ekologi_Media_di_Industri_Pertelevisian_Indonesia_?auto=download

https://id.wikipedia.org/wiki/Detik.com

https://id.wikipedia.org/wiki/Kompas.com

https://kbbi.web.id/intip

http://inside.kompas.com/about-us.

https://oto.detik.com/mobil/d-4766046/intip-isi-garasi-mulan-jameela-yang-kini-jadi-anggota-dpr?_ga=2.197016234.747604020.1574519746-524871426.1566517492#

https://wolipop.detik.com/hijab-update/d-4741112/kerja-di-dpr-mulan-jameela-pakai-hijab-ala-anak-madrasah?_ga=2.206238547.1313964001.1575375229-524871426.1566517492

https://hot.detik.com/celeb/d-4736968/intip-mulan-jameela-ngantor-di-dpr?_ga=2.248127175.1313964001.1575375229-524871426.1566517492

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/145925465/mulan-jameela-kacamata-gucci-dan-apa-itu-gratifikasi?page=all

https://www.kompas.com/hype/read/2019/10/18/142912066/polemik-kacamata-gucci-mulan-jameela-dan-kpk-ingatkan-gratifikasi

https://www.kompas.com/tren/read/2019/10/19/190200865/kacamata-gucci-mulan-jameela-bolehkah-artis-anggota-dpr-terima-endorse-?page=all




DOI: https://doi.org/10.56873/jimik.v5i1.155

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi



Copyright of Jurnal Ilmiah Manajemen Informasi dan Komunikasi

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

ISSN Print: 2614-1272. ISSN Online: 2720-9857

Penerbit: Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta

Alamat:
Jln. Magelang Km. 6 Yogyakarta
Telepon: (0274) 561531, 562513
Fax: (0274) 623537

Email: jurnal.mik@mmtc.ac.id