GAYA BAHASA EUFEMISME DAN KIASAN DENGAN METODE STORY TELLING DALAM PENULISAN NASKAH FEATURE TELEVISI “JENDELA NUSANTARA” EDISI “SETITIK HARAPAN DI UJUNG SELATAN”

Abstract

“Setitik Harapan di Ujung Selatan” adalah sebuah feature televisi. Penulis membahas mengenai gaya bahasa eufemisme dan kiasan dengan metode story telling. Feature berisi tentang sebuah sanggar yang berada di desa Tepus, Gunungkidul yang dibangun untuk memfasilitasi anak-anak yang putus sekolah. Penerapan gaya bahasa eufemisme dan kiasan dengan metode story telling, bertujuan agar penonton lebih mudah menerima pesan yang disampaikan dan terhanyut secara emosional. Berpedoman pada teori gaya bahasa eufemisme dan kiasan dengan metode story telling, seorang penulis naskah perlu melibatkan diri pada permasalahan yang ada, agar naskah yang diproduksi mampu mewakili keterangan narasumber yang ingin membuktikan fakta dan mampu menyentuh emosi serta kesadaran penonton. Naskah pada karya produksi ini penulis sampaikan dengan cara yang santai sesuai dengan metode yang digunakan yaitu story telling dengan pendekatan langsung dengan menceritakan awal mula berdirinya sanggar Bocah Sisih Kidul, masalah yang ada, serta harapan dari dibangunnya sanggar ini. Gaya bahasa eufemisme dan kiasan ini penulis gunakan untuk mendapatkan kesan yang dramatis, namun tak lepas dari informasi penting yang ingin disampaikan. Sebagai penulis naskah penulis menghasilkan naskah yang membuat penonton dapat merasa terhibur oleh emosi yang disajikan, dan juga mendapatkan pesan positif mengenai kepedulian kepada anak-anak yang kurang beruntung.