Hibriditas Budaya Jawa dan Budaya Barat di Museum Keraton Yogyakarta

Bagus Ajy Waskyto Sugiyanto

Abstract


Artefak museum tidaklah cukup dilihat dari kacamata rekreasional tetapi juga harus dipandang secara historis dan sosial. Pendirian museum di Yogyakarta tidak lepas dari semangat orientalisme Java Institute. Museum Keraton Yogyakarta adalah  museum pertama yabg didirikan oleh masyarakat lokal. Di sinilah persinggungan budaya Barat dan Timur bertemu dan bernegosiasi hingga mengahsilkan hibriditasi identitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses negosiasi budaya Barat dan Jawa dalam penciptaan hibriditasi identitas dalam museum Keraton Yogyakata. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang memfokuskan pencarian makna akan data yang didapat dari fenomena. Temuan penelitian memperlihatkan proses persinggungan Barat dan lokal ini menghasilkan sebuah proses mimikri kebudayaan yang merupakan bentuk resitensi.  Proses mimikri MKY pada Museum Sonobudoyo adalah konsepsi atas museum dan merupakan ruang pameran atas kekuasaan. Perbedaannya adalah, jika Java Institute menggunakan Museum Sonobudoyo sebagai ruang kuasa atas pengetahuan budaya ketimuran, dalam MKY adalah ruang kuasa atas Timur (Jawa) yang sejajar dengan Barat (kolonial). Hibriditasi identitas antara Jawa dan Barat ini menghasilkan  identitas Jawa Modern yakni bentuk identitas Jawa yang telah mengalami modifikasi bentuk.


Keywords


artefak museum, hibriditas, budaya

Full Text:

PDF

References


Andersen, N. A. (2003). Discursive analytical strategies: Understanding Foucault, Koselleck, Laclau, Luhmann. Bristol: Policy Press.

Anderson, B. R. O. (2018). Revolusi Pemoeda: Pendudukan Jepang dan Perlawanan di Jawa 1944-1946. Tangerang Selatan: Marjin Kiri.

Anderson, B. R. O. (2000). KUASA-KATA: Jelajah Budaya-Budaya Politik di Indonesia. Yogyakarta: Mata Bangsa.

Bhaba, H. K. (1994). The Location of Culture. Routledge: London

Brongtodiningrat, K.P.H. (tahun penerbitan tidak dicantumkan). Arti Keraton Yogyakarta. Museum Keraton Yogyakarta.

Boswell, D. & Evans, J. (ed). (1993). Representing the Nation A Reader, Histories, Heritage, and Museums. London and New York: Routledge.

Dinas Pariwisata Provinsi D.I Yogyakarta. (2019). Statistik Kepariwisataan 2018. Yogyakarta: Dinas Pariwisata Provinsi D.I Yogyakarta.

Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Djawa. (1921). ‘Het Eerste Congres Voor de Taal-, Land- en Volkenkunde Van Java. Bijlage B.

Erkelens, J. (2001). Java-Institut dalam Foto. Jakarta: KITLV dan Museum Sonobudoyo Yogyakarta.

Said, E. W. (1996). Orientalisme (Terjemahan Asep Hikmat). Bandung: Pustaka.

Foucault, M. (1972). The Archaeology of Knowledge (Terjemahan A.M. Sheridan Smith. New York: Pantheon Books.

Luthfi, A. N., Nazir, M. S., Tohari, A., Winda, D. A., & Tristiawan, D. C. (2014). Keistimewaan Yogyakarta: yang Diingat dan yang Dilupakan. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Margana, S. (2018). Sana Budaya: dari Orientalisme hingga Nasionalisme. Dalam Sonobudoyo - Sejarah dan Identitas Keistimewaan: Katalog Pameran. Yogyakarta: Museum Sonobudoyo.

Mirzoef, N. (ed). (1998). Visual Culture Reader. London-New York: Routledge.

Monfries, J. (2015). A Prince in a Republic: The Life of Sultan Hamengku Buwono IX of Yogyakarta (hlm. xix-xxii). Pasir Panjang: ISEAS Publishing.

Poerwokoesoemo, S. (1984). Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ricklef, M.C. (2016). Sejarah Indonesia Modern, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soenjoto. (2016). Dinamika Politik DI Yogyakarta Tahun 1946- 1950, Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Gadjah Mada

Sugiyanto, B, A, W. (2019). Resistensi Pribumi terhadap Kolonial Belanda dalam Novel Salah Asuhan. Jurnal Ilmu Komunikasi AKRAB, 4(1).

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Supardi, N. (2007). Kongres Kebudayaan 1918-2003.Yogyakarta: Ombak.

Supardi, N. (2013). Bianglala Budaya Rekam Jejak 95 Tahun Kongres Kebudayaan (1918-2013). Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. https://otda.kemendagri.go.id/wp-content/uploads/2019/03/UU-Nomor-13-Tahun-2012.pdf, akses 13 November 2019 pukul 19.56 WIB




DOI: https://doi.org/10.56873/jimk.v6i1.107

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexed by:


Copyright of Jurnal Ilmiah Multimedia dan Komunikasi
Sekolah Tinggi Multi Media "MMTC" Yogyakarta
Jln. Magelang Km. 6 Yogyakarta | Telepon: (0274) 561531, 562513 | Fax: (0274) 623537 | Email : multkom@mmtc.ac.id
e-ISSN 2541-2086 | p-ISSN 2776-0006

Jurnal Ilmiah Multimedia dan Komunikasi is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License